Tuesday, March 29, 2011

Bulan Sifar Cuka


sajak ini khas buat insan2 yang sangat suka melihat bulan (tak kira dalam bentuk bendera, gambar, secara live, atau yang memang study tentang bulan dalam sarjana muda astronomi, ha ha ha ha ha ha)


lihat bulan sifar itu
dia menari - nari disebalik bayang matahari
bagai melihat titis - titis noda di atas dirinya
lihatlah dia yang penuh dosa itu
yang terus bersinar bagai tak tahu dirinya masuk dalam kemusnahan kiamat nanti
atau adakah dia yang akan jadi tapak mulanya kehancuran abangnya bumi nanti?


lihat bulan sifar itu
jangan ditanya noda yang bersinar cahayanya pada malam hari
kerna itulah penghargaan, pingat yang dianugerahkan tuhan buatnya
dan itulah buat penyeri sang perindu, si pungguk jauh di bumi
itu lah tanda sayang sang kasih yang halal memaut cinta dan rasa
kekotoran dan kecacatannya itulah buat penyeri malam yang sunyi sepi dan berlumur perkataan 'keseorangan'

lihatlah bulan sifar itu
kanta mata yang cetek melihat tompokan hitam hanya setitis cahaya yang malap
pantulan dari matahari dan tak lebih dari itu
namun terusan mereka memuji cahaya malam hari
terus mereka menyanjung cahaya yang diberi bulan
namun kata hina menyalut rekahan dan kawahan permukaannya yang hampa

lihatlah bulan sifar itu
dia berkata duka cuka tanpa gula manis untuk tampar berdiri tegak
kata siapa maka dapat dia berdiri tanpa hati?
sipitung hanya menanti keadilan di sana
si samson hanya menujah langit memohon sejatinya ia yang bernama adil
dan kau terusan berkata "aku lah wira"
aku lah sang keji yang berdiri teguh melihat kemungkaran
dan aku hiasinya dengan kata kebenaran walaupun aku tahu ianya dusta semata


lihatlah bulan sifar itu
hari ini dia bersinar terang
hari ini dia melihat awan kembung
antara dia dan bumi
siapa tahu bila hatinya akan mati
dan biar sang perindu yang membenci kehodohannya tahu
bahawa bulan sifar itu punya cuka yang sangat dia rindui
dan itulah rindunya yang sebenar
tanpa dia lihat kerana matinya hati yang sudah lama..........

No comments:

Post a Comment